Posts

Operasi yang dilakukan tim gabungan di Poso dalam pengejaran kelompok bersenjata Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso, mulai meresahkan masyarakat, demikian disampaikan Dedy Askari, ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Sulawesi Tengah. Dedy, dalam wawancara dengan BeritaBenar, Senin menyatakan operasi itu meresahkan banyak pihak, terutama warga yang bekerja sebagai petani di tiga titik. Dedy mengacu pada tiga titik operasi Camar Meleo IV dalam pengepungan MIT yaitu di Poso, Parigi Moutong, dan Sigi. Ketakutan warga bukan hanya kepada kelompok Santoso, tapi juga aparat keamanan sebab bisa saja mereka dituduh pengikut atau pendukung jaringan MIT. Sebaliknya warga khawatir bisa dianggap mata-mata aparat keamanan oleh kelompok Santoso. “Makanya masyarakat di tiga titik operasi menjadi dilema. Jangan sampai karena operasi ini, Poso dan dua titik lainnya menjadi darurat sipil. Ini yang harus diantisipasi,” ujar Dedy. Perburuan diintensifkan Pa

Inilah perjuangan mujahidin Indonesia, mempertahankan Dien dan kehormatan mereka dengan segala kekuatan ytang dimilikinya

Image
ungguh peperangan antara orang beriman melawan orang kafir bersama pengekor mereka akan terus berlanjut sampai hari Kiamat. Baru-baru ini, terjadi penyerangan kepada saudara-saudara kita mujahidin fie sabilillah oleh sekolompok anshor thagut, Densus 88 laknatullohi ‘alaihim. Densus 88 ini dibentuk dan didanai oleh sekutu kafir Australia dan Amerika. Mereka juga mendapatkan pelatihan dari dua Negara kafir tersebut. Mereka mendidik Densus menjadi seperti anjing yang suka menggigit dan berperilaku biadab terhadap manusia. Sepak terjang Densus yang brutal ini, bagi orang yang masih memiliki hati ia itu tidak lain adalah mesin pembunuh. Musuh bagi semua umat islam. Namun, bagi orang munafik, pengekor dan kafir; Densus adalah teman setia mereka. Masyarakat muslim Indonesia sebetulnya sudah muak dengan kelakuan Densus 88 yang keji ini. Sehingga, tuntutan pembubarannya sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Akan tetapi, pemerintah masih memainkan satu sandiwara yang sebenarnya

hanya lulusan SMP anak ini bisa jadi TNI

Image
Akhirnya, Seorang Pemuda Suku Anak Dalam Lolos Tes Masuk TNI Seorang pemuda Suku Anak Dalam (SAD) asal Kabupaten Muarojambi, Jambi, M Firman Haryanto (18), lulus sebagai calon Tamtama Tentara Nasional Indonesia (TNI) setelah melewati serangkaian tes di Kodam II/Sriwijaya Palembang. Danrem 042/Garuda Putih, Kolonel (Inf) Makmur mengatakan, para pemuda Suku Anak Dalam selama ini relatif sulit memenuhi kriteria yang dipersyaratkan bagi TNI. “Untuk masuk TNI memang ada kriterianya, seperti tes kesehatan. Tapi dalam hal ini kita sendiri mengingat bahwa Suku Anak Dalam selama ini dieksploitasi saja tapi mereka enggan mengubah pola hidup. Sekarang kita ingin membangun mereka melalui rekrutmen, ternyata mereka mampu,” kata Makmur. Ia mengatakan, rekrutmen SAD memang diprioritaskan, tetapi setelah mengikuti rangkaian tes ternyata satu pemuda SAD itu memenuhi syarat, hasil tesnya pun bagus. “Dalam tes tidak ada perlakuan istimewa, tapi memang ada prioritas. Artinya kurang se

inilah q selama mjd anggota ZENI.

Image
Image
TEGUH PRABOWO